Sabtu, 01 Oktober 2011

TAMBAHAN UNTUK PROTEIN URINE

METODE HELLER
Prinsip : Adanya protein di dalam urine akan bereaksi dengan HNO3 pekat membentuk cincin putih
Prosedur :
- 1 -3 ml HNO3 pekat dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan urine melalui dinding tabung pelan-pelan
- amati adanya cincin putih di perbatasan antara HNO3 dengan Urine
- Hasil (+) : adanya cincin putih

Diskusi
Tujuan penambahan asam : Mendekatkan ke titik isoelektris
Tujuan pemanasan : Denaturasi sehingga terjadi presipitasi
Titik isoelektris : keseimbangan elektron untuk mendapatkan endapan yang maksimal

Selasa, 27 September 2011

PROTEIN URINE


1.  Protein Urine
Proteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan glomerulus dan atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal. 

a.                  Metode Rebus
Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine
Prinsip
Untuk menyatakan adanya protein dalam urine yang ditunjukkan dengan adanya kekeruhan dengan cara penambahan asam akan lebih mendekatkan ke titik isoelektris dari protein pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi sehingga terjadi presipitasi yang dinilai secara semi kuantitatif.

Alat dan Reagensia
1.         Tabung reaksi
2.         Penjepit tabung reaksi
3.         Api spirtus
4.         Sampel urine
5.         Asam asetat 6%

Prosedur kerja
1.   Disiapkan semua alat yang diperlukan
2.   2 ml urine dimasukkan dalam tabung, satu tabung sebagai tes dan satu tabung sebagai kontrol
3.   Tabung dimiringkan dan panaskan permukaan urine di atas api sampai mendidih
4.   Dibandingkan kekeruhan yang tampak pada bagian yang dipanasi dengan bagian bawah yang tidak dipanasi
a.       Bila terjadi kekeruhan ditetesi 3-5 tetes asam asetat 6% dan perhatikan kekeruhan tetap ada atau menghilang
b.      Evaluasi kekeruhan yang tampak dengan dasar/latar belakang warna hitam dan bandingkan dengan sampelnya.
            5.      Tabung di panaskan  lagi sampai mendidih, kemudian baca hasilnya.

Interpretasi Hasil
 (-)         : Tetap jernih
(+1)       :Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05 g/dl)
(+2)       :Kekeruhan mudah dapat dilihat dan tampak butir-butir (0,05-0,2 g/dl)
(+3)       :Urine jelas keruh dan kekerihan itu jelas berkeping-keping (0,2-0,5 g/dl)
(+4)       :Urine sangat keruh dan bergumpal (lebih dari 0,5 g/dl)

Tahap terminasi
1.         Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
2.         Cuci tangan

b.                  Metode Sulfosalisilat
Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine

Prinsip
(sama seperti metode rebus)

Alat dan Reagensia
1.      Tabung reaksi
2.      Penjepit tabung reaksi
3.      Api spirtus
4.      Sampel urine
5.      Asam sulfosalisilat 20%

Prosedur kerja
1.      Disediakan 2 tabung reaksi berisi 5 ml urine, masing-masing untuk kontrol dan test
2.      Ditambahkan pada tabung test kira-kira 8 tetes asam sulfosalisilat 20%
3.      Diamati kekerukan yang terjadi, bandingkan dengan kontrol
4.      Bila timbul kekeruhan panaskan dan awasi kekeruhan
a.       Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap ada juga setelah dingin kembali, test terhadap protein adalah positif. Protein itu mungkin albumin, mungkin globulin, mungkin kedua-duanya.
b.      Jika kekeruhan hilang pada waktu pemanasan, tetapi muncul lagi setelah dingin mungkin disebabkan protein Bence Jones dan perlu sedikit lebih lanjut.

Interpretasi Hasil
(-)          :Tetap jernih
(+1)       :Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05 g/dl)
(+2)       :Kekeruhan mudah dapat dilihat dan tampak butir-butir (0,05-0,2 g/dl)
(+3)       :Urine jelas keruh dan kekerihan itu jelas berkepung-keping (0,2-0,5 g/dl)
(+4)       :Urine sangat keruh dan bergumpal (lebih dari 0,5 g/dl)

Tahap terminasi
1.      Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
2.      Cuci tangan

c.                   Protein Bence Jones
Metode            :
            Oosgood
Tujuan             :
            Mengetahui adanyasuatu tumor pada tulang
Prinsip             :
            Protein mengendap pada suhu ± 50 0C dan menghilang lagi pada suhu ±100 0C dan bila suhu menurun lagi endapan akan tampak lagi.

Alat dan reagensia :
Alat     :
1.      Tabung centrifuge
2.      Centrifuge
3.      Tabung reaksi
4.      Labu spiritus
5.      Pipet tetes
Reagensia :
1.      Asam acetat 6 %
2.      spiritus
Sampel           
            Urine sewaktu
Prosedur :
1.      Menyiapkan alat dan reagen
2.      Memasukkan urine sebanyak 4-10 ml kedalam tabung centrifuge. Centrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit.
3.      Supernatant di bagi 2, tabung A  sebagai control dan tabung B sebagai test.
4.      Tabung B dipanaskan, kemudian di tambahkan 2-3 tetes asam acetat 6 % dan dipanaskan kembali.
5.      Urine yang dipanaskan disaring, filtrate didinginkan sampai mencapai suhu ± 50 0C.
6.      Mengamati hasilnya.

Pembacaan :
( - )      : bila tidak terbentuk endapan / keruh
( + )     : bila terbentuk endapan atau kekeruhan

d.                  Metode Esbach
Tujuan   :
Untuk menentukan kadar albumin dalam urine secara semi kuantitatif.
Prinsip   :
Pemeriksaan kadar protein secara kuantitatif berdasarkan jumlah endapan yang diperoleh dari urine 24 jam yang ditambahkan pereaksi esbach dan didiamkan 24 jam.

Alat dan Reagensia
Alat :
1.      Tabung Esbach
2.      Kertas pH
Reagensia :
1.      Reagen Esbach
2.      HCl 5%
Sampel :
              Urine 24 jam

Prosedur kerja   :
1.      Urine diasamkan dengan HCl 5% sampai pH 4
2.      Urine dimasukkan dalam tabung Esbach sampai tanda “U”
3.      Menambahkan reagen Esbach samapi tanda “R”
4.      Tutup dengan tutup karet lalu kocok bolak balik
5.      Lihat endapannya dan dinyatakan dengan permil.


Tahap terminasi            :
1.      Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
2.      Cuci tangan