Senin, 30 Juli 2012

Menghadapi Kritik


Kritik bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi bagi orang yang sensitif. Bagaimana tidak, usaha yang selama ini dikerahkan ternyata masih saja mengundang rasa tidak puas dari orang lain. Tapi, begitulah hidup. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa terbebas dari kritik.
Memang, ada cara ampuh untuk menghindari kritik, yakni dengan tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. Namun, cara seperti itu bukanlah pilihan yang layak diambil oleh para pemenang hidup.
Daripada menghindari kritik, tentu akan jauh lebih baik bila kita belajar menerima atau menghadapinya dengan baik serta mengambil manfaatnya. Bagi sebagian orang, hal ini ternyata tidaklah mudah. Kritik, sehalus apa pun cara menyampaikannya, ternyata tetap bisa mendatangkan rasa tidak enak, apalagi bila kritik tersebut bersifat menjatuhkan. Bagi Anda yang termasuk dalam golongan ini, 6 cara bijak menghadapi kritik berikut ini bisa dicoba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Berusaha untuk mengambil sudut pandang yang sama dengan si pemberi kritik. Jika berhasil, maka kita akan benar-benar memahami alasan inti si pemberi kritik dalam melontarkan kritik tersebut. Kalau sudah demikian, maka biasanya kita tidak akan terlalu “panas” dan terganggu sehingga bisa lebih rileks dalam menyusun argumen yang efektif dalam menjawab kritik tersebut.
2. Memandang kritik dari sisi yang positif. Kritik pada dasarnya bisa digolongkan ke dalam dua hal, yakni yang berlandaskan maksud baik dan maksud jahat. Namun, sebagai pribadi yang merdeka, kita punya pilihan untuk memandang bahwa semua kritik tersebut dilontarkan atas maksud baik (positif). Cara pandang seperti ini sangat menguntungkan karena membuat pikiran kita lebih jernih sehingga bisa mengambil manfaat kritik dengan maksimal.
3. Jangan biarkan diri kita hanyut dalam perasaan sakit hati dan dendam ketika mendapatkan kritik, sebab hal itu sangat merugikan diri sendiri. Kerugian tersebut ibarat membakar seluruh rumah sendiri untuk membunuh seekor tikus yang bersembunyi di balik lemari.
4. Tanamkan asumsi kepada diri sendiri bahwa mendapat kritik merupakan hal yang membanggakan. Ya, kritik biasanya ditujukan kepada orang yang berkarya, orang yang melakukan apa-apa, atau orang yang menyandang status “penting”. Sebaliknya, orang yang pasif, berdiam diri, dan tidak populer biasanya jauh dari kritik.
5. Ambil hikmah dari setiap kritik yang kita dapat. Kritik seringkali menampilkan banyak hal penting yang tersembunyi dari pandangan atau pikiran kita. Sebelum bereaksi terhadap kritik, sebaiknya kita menelitinya terlebih dahulu. Bila kritik itu salah, bisa diabaikan. Namun jika benar, maka bisa kita jadikan sarana penting untuk memperbaiki diri.
6. Gunakan cara yang asertif dalam menanggapi kritik. Cara yang asertif adalah cara yang menegaskan pendirian dan pendapat dengan yakin, jelas, tegas, dan positif. Sikap seperti itu memungkinkan kita untuk menyatakan pendapat atau kehendak dengan tegas, elegan, dan terhormat dengan tetap menjaga harga diri dan kehormatan orang lain.

Rabu, 11 Juli 2012

Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.
Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.

EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )

Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.

K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.


Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )

Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.

Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan.

Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.

Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.


Heparin

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.

Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.

Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.


Oksalat

  • Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
  • Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa darah stabil.

Pengambilan Sampel Darah Vena pada Pasien yang Terpasang Intravena (IV) Lines

Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan

Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line, misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas 70%).

Aternatif 1
Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.

Alternatif 2
Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.

Alternatif 3
Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan yang terpasang infus dengan cara :
  1. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum pengambilan.
  2. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
  3. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
  4. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
  5. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.
Alternatif 4
Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :
  1. Hentikan aliran infus seperti cara di atas
  2. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel darah selanjutnya dalam tabung.
  3. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
  4. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.

Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter. Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.

ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN


Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian


PROFESI

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Ciri-ciri Profesi :
Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.Adanya proses lisensi atau sertifikat;Adanya organisasi;Otonomi dalam pekerjaannya.

KODE ETIK

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat.


PROFESIONALISME

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).


ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN

Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Kewajiban Terhadap Profesi
Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan
Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukurAmanah serta penuh integritasBekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawabPenuh semangatdan pengabdianKreatif dan tekunMenjaga harga diri dan jujurMelayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan
Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlakuMenjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien
Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat
Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional
Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiriReliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskanResponsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguanEmphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)

Senin, 28 Mei 2012


Orang Indonesia terkenal ramah, bukan?
Ramah adalah kebiasaan orang Indonesia. Walaupun demikian, ramah atau tidaknya seseorang itu tergantung pada kebiasaan dan sifat dasar orang tersebut. Ada yang benar-benar ramah dari diri mereka sendiri, ada juga yang hanya ramah di depan publik (umum). Ramah dibalas senyum, marah dibalasmrengut (Cemberut -Bahasa Jawa-).

Mikroskop

Pengertian . .. . . . . . . Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar.  M I K R O S K O P Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Bagian – bagian dan fungsinya 1. Lensa Okuler untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif 2. Tabung /tubus Mikroskop Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan 3. Tombol pengatur fokus kasar Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat 4. Tombol pengatur fokus halus Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat 5. Revolver Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan 6. Lensa Objektif Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x. 7. Lengan Mikroskop Untuk pegangan saat membawa mikroskop 8. Meja Preparat Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati 9. Penjepit Objek Glass Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser. 10. Kondensor Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop 11. Diafragma Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop 12. Reflektor/cermin Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar. 13. Kaki Mikroskop Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja. LANGKAH-LANGKAH MENGGUNAKAN MIKROSKOP 1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai 2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisinya satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver 3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).  Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda 4. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik. Apabila  kita telah selesai menggunakan, bersihkan terlebih dahulu mikroskop sebelum kita simpan pada tempat yang tidak lembab CARA MEMBAWA MIKROSKOP 1. Pegang tangkainya dengan tangan kanan dan letakkan tangan kiri untuk menopangnya 2. Jangan mengayun, melambungkan, atau menggetarkannya sewaktu meletakkan mikroskop Jangan mengangkat mikroskop pada tubuh tabungnya, karena akan ada bagian yang lepas atau jatuh apabila hal ini dilakukan. PERAWATAN MIKROSKOP 1. Mikroskop yang telah selesai dipakai harus dibersihkan, pakailah penutup plastik atau masukkan pada kotaknya agar terhindar dari debu.  2. Simpan pada tempat yang kering dan usahakan dalam lemari yang dilengkapi dengan lampu untuk mengurangi kelembaban.  3. Lensa yang kotor harus dibersihkan dengan kain lembut, kapas pengisap atau kertas lensa yang telah dibasahi dengan air bersabun, alkohol, atau xilol. Lakukan dengan hati-hati karena lensa mudah tergores, yang dapat mengakibatkan pengamatan menjadi kurang jelas

Sabtu, 18 Februari 2012

Salmonella abdominalis

Salmonella abdominalis
Definisi
Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinik yang sama dengan anteritis akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik. Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C (Rasmilan, FKM U.S.U 2001).

Gambaran Klinis
Masa tunas Typhus Abdominalis berlangsung 10 – 14 hari. Gejala – gejala yang timbul amat bervariasi :
1. Dalam minggu pertama sama dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu : demam, sakit kepala, pusing, mual, muntah diare.
2. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam maksimum, lidah yang khas (kotor di tengah tepi dan ujung merah) sedangkan diare lebih sering terjadi.
3. Pada minggu ketiga bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai menurun.

Epidemiologi
Typhus Abdominalis di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan yang penting. Penyebab timbulnya Typhus Abdominalis ada beberapa hal, yaitu :
1. Sumber infeksi
a. Melalui makanan yang berasal dari hewan yang sakit, yang dimasak kurang matang, misalnya : daging, telur, susu.
b. Melalui air untuk kepentingan rumah tangga yang tidak memenuh syarat kesehatan.
c. Makanan dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung bakteri Salmonella typhi, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam (dr. Indan Entjang, 2003 : 107)
2. Asal kontaminasi
Tinja dari kasus subklinik atau pembawa kuman (carrier) yang tidak diketahui adalah sumber kontaminasi yang lebih penting dari pada kasus klinik yang nyata dan segera diisolasi, misalnya bila pembawa kuman yang bekerja sebagai pembuat makanan mengeluarkan kuman-kuman (Jawetz, 1996 : 247).
3. Pembawa kuman
Semua individu dengan infeksi Salmonella mengekskresikan kuman tersebut dalam tinja untuk jangka waktu yang bervariasi. Mereka disebut carrier convaiescent organisme tersebut. Individu yang mengekskresikan kuman Salmonella selama 1 tahun atau lebih disebut carrier kronik (Staf Pengajar Fak. Kedokteran U.I, 1993 : 173).
4. Pencegahan
Dengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian dengan menerapkan dasar higiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi. Perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan, pembuangan sampah dan clorinasi air minum, perlindungan terhadap suplai makanan dan minuman, peningkatan ekonomi dan kebersihan hidup sehat serta mengurangi populasi lalat (Rasmilan, FKM U.S.U, 2001).
Vaksinasi dengan menggunakan T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratiroid A dan B yang dimatikan) yang diberikan subkutan dua atau tiga kali pemberian dengan interval 10 hari merupakana tindakan yang praktis untuk mencegah penularan Typhus Abdominalis (Soedarto, 1996 : 49)

Apa itu kuman Salmonella
1. Morfologi
Salmonella adalah kuman yang berbentuk batang, tidak berspora, bersifat asam negatif, yang umumnya bergerak dengan flagel peristik kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella galinarum. Besar koloni rata-rata 2 – 4 mm dengan ukuran 1 – 3,5 µm x 0,5 – 0,8 µm. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa, tetapi tidak meragikan laktosa atau sukrosa, kuman ini cenderung menghasilkan hidrogen sulfida, kuman ini dapat hidup dalam air yang dibekukan untuk masa yang lama.
Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tertrational dan natrium dioksikholat. Senyawa-senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi Salmonella dari tinja. (Mikrobiologi untuk profesi kesehatan : 300)
2. Struktur Antigen
Salmonella typhosa mempunyai 3 macam Antigen antara lain :
a. Antigen O (Antigen somatik)
Antigen ini merupakan bagian dari dinding sel bakteri. Tahan terhadap pemanasan 1000C, alkohol dan asam. Antibodi yang dibentuk IgM.
b. Antigen H (Antigen flagella)
Antigen ini bersifat termolabil dan rusak pada pemanasan 600C oleh alkohol dan asam. Antibodi yang dibentuk bersifat IgG.
c. Antigen Vi ( Antigen kapsular )
Berupa polimer dan polisakarida yang bersifat asam, terdapat pada bagian kuman.Antigen ini tidak rusak pada pemanasan 600C selama 1 jam pada pemanasan fenol dan asam (Surya Bambang, 1995 :144)

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ada 2 pemeriksaan yang dilakukan, yaitu :
1. Pemeriksaan bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologik diagnosa pasti akan ditemukan kuman Salmonella typhosa pada salah satu biakan darah, feses, urin, sumsum tulang maupun cairan duodenum. Dalam pemeriksaan bakteriologik biakan darah positif dalam minggu pertama, biakan urin dan feses positif pada minggu ke-3 dan ke-4, hasilnya akan menurun setelah pemakaian antibiotika dan biakan sumsum tulang tetap memperlihatkan hasil positif yang tinggi karena tidak dipengruhi oleh pemakaian antibiotika. Kemungkinan ditemukan biakan positif pada sumsum tulang (90 %), pada darah (40 %), feses (85 %), urine (25 %) (Staf pengajar Fak. Kedokteran U.I, 1993 : 172)
2. Diagnosa serologi
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin) yang spesifik terhadap Salmonella. Terdapat dalam serum pasien demam typhoid, juga pada orang yang pernah ketularan Salmonella dan pada orang yang pernah di vaksinasi terhadap demam typhoid.
Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Maksud dari uji widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita demam typhoid. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III : 437).

Metode untuk test widal ada 2 macam, yaitu :
a. Metode cara tabung.
b. Metode cara slide.
Dari kedua metode tersebut di atas tidak ada perbedaan yang mencolok, sehingga dapat digunakan untuk pemeriksaan laboratorium khususnya untuk membantu menegakkan diagnosa Typhus abdominalis (demam typhoid).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Uji Widal
Faktor-faktor yang mempengaruhi uji widal yaitu :
1. Faktor yang berhubungan dengan penderita meliputi :
a. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit.
Aglutinin baru dijumpai dalam darah setelah penderita sakit 1 minggu dan mencapai puncaknya pada minggu ke 5 atau 6.
b. Pengobatan dini dan antibiotika.
Bahwa pengobatan dini dan antimikroba menghambat pembentukan antibodi, tetapi peneliti-peniliti lain menentang pendapat ini.
c. Keadaan umum gizi.
Gizi umum menghambat pembentukan antibodi
2. Faktor-faktor teknis meliputi :
a. Aglutinasi silang.
Karena beberapa spesies Salmonella dapat mengandung Antigen O dan H yang sama, maka reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat juga menimbulkan reaksi aglutinasi pada spesies lain. Oleh karena itu spesies Salmonella penyebab infeksi tidak dapat ditentukan dengan uji widal.
b. Konsentrasi suspensi antigen.
Konsentrasi suspensi antigen yang digunakan pada uji widal akan mempengaruhi hasilnya.
c. Strain Salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen.
Ada peneliti yang berpendapat bahwa daya aglutinasi suspensi antigen dari strain Salmonella setempat lebih baik dari pada suspensi antigen dari strain lain (Ilmu penyakit dalam, jilid I.edisi III : 439 – 440)

Jumat, 17 Februari 2012

Hepatitis A

Hepatitis A

Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. penderita akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan

Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.

Pencegahan

Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

Sumber.Wikipedia

Senin, 06 Februari 2012

(Human Papiloma Virus) ?

Bagaimana cara penularan HPV ?
by Artikel Kedokteran
Bagaimana mendeteksi infeksi HPV ?

Tes HPV pada umumnya hanya digunakan untuk membantu mendeteksi kanker serviks. Tidak ada tes umum bagi laki-laki atau perempuan untuk memeriksa seseorang secara keseluruhan “status HPV,” juga tidak ada tes HPV untuk menemukan HPV pada alat kelamin atau di mulut atau tenggorokan. Tapi HPV biasanya hilang dengan sendirinya, tanpa menimbulkan masalah kesehatan. Ada tidaknya kelainan pada serviks akibat infeksi HPV dapat diketahui dengan pemeriksaan pap smear, namun pemeriksaan pap smear tidak dapat mengidentifikasi tipe spesifik HPV. Bila ingin mengidentifikasi tipe HPV, dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan PCR (Polymerise chain reaction), tetapi bila hanya untuk mengetahui infeksi HPV onkogenik dapat dilakukan pemeriksaan HC (hybrid capture) atau test DNA HPV.

Bagaimana cara penularan HPV ?

Virus HPV 95% menular dengan hubungan seksual, 5% menular nonseksual yaitu menular kulit ke kulit, melalui kuku dan lain-lain. HPV ditularkan melalui kontak kelamin, yang paling sering melalui vagina dan anal seks. HPV dapat juga ditularkan pada saat oral seks dan alat kelamin kontak ke kelamin atau kulit ke kulit. HPV dapat ditularkan di antara pasangan berbeda jenis kelamin maupun pasangan gay, lesbian dan heteroseksual-bahkan ketika terinfeksi pasangan tersebut tidak memiliki tanda-tanda atau gejala.

Seseorang bisa terkena HPV bahkan bertahun-tahun berlalu sejak dia kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Sebagian besar orang yang terkena virus HPV tidak menyadari mereka ter-infeksi atau mereka menularkan virus pada pasangannya. Hal ini juga memungkin seseorang dapat terinfeksi pada lebih dari satu jenis HPV. Sangat jarang terjadi , seorang wanita hamil yang terkena infeksi HPV dapat menularkan HPV kepada bayinya selama persalinan. Dalam kasus ini, anak dapat menderita penyakit yang disebut Respiratory Juvenile Onset Recurrent Respiratory Papillomatosis (JORRP).

SEL DARAH PUTIH

Sel darah putih
by Artikel Kedokteran
Pada uraian berikut ini akan dijelaskan masing-masing sel darah putih, baik yang termasuk granulosit maupun agranulosit.

a) Eosinofil
Eosinofil berjumlah sekitar 2-4% dari jumlah leukosit. Eosinofil tampak berwarna merah pada pewarnaan MGG.
b) Basofil
Basofil berjumlah sekitar 0,5-1% dari jumlah leukosit. Basofil merupakan leukosit yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan zat warna base. Basofil mengandung heparin dan histamin. Heparin merupakan zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan di dalam pernbuluh darah. Adanya kandungan histamin pada basofil menyebabkan basofil tampak berwarna biru pada pewarnaan MGG karena histamin bersifat base.
c) Neutrofil
Neutrofil merupakan set yang paling banyak di antara sel-sel lainnya, yaitu sekitar 60–70% dari jumlah leukosit. Pada scat terjadinya infeksi, misalnya infeksi oleh bakteri, jumlah neutrofil dapat meningkat. Peristiwa peningkatan jumlah neutrofil disebut leukositas. Neutrofil tampak netral pada pewarnaan MGG.
d) Monosit
Monosit merupakan sel-sel leukosit yang bersifat fagosit. Monosit berukuran paling besar dibanding sel-sel leukosit lainnya. Inti sel monosit biasanya tampak seperti kacang merah karena rnerriliki bagian yang melekuk. Monosit biasanya bersifat aktif yang dapat bergerak berputar dalam aliran darah pada kecepatan tinggi. Monosit termasuk salah saw bagian Mat pertahanan tubuh untuk melawan kuman, seperti kuman penyebab TBC, tifus, dan malaria.
e) Limfosit
Limfosit merupakan sel-sel leukosit kedua terbanyak setelah neutrofil, yaitu sekitar 20-25% dari jumlah leukosit. Limfosit dapat dibedakan menjadi limfosit T (limfosit tirnus) clan limfosit B. Limfosit T berfungsi untuk menghancurkan sel-sel yang terserang virus, sedangkan limfosit B berfungsi dalam pembentukan antibodi. Limfosit dibentuk di dalam limpa. Dengan bertambahnya usia, jumlah limfosit menurun.

Sabtu, 04 Februari 2012

Bilirubin Urine

Secara normal, bilirubin tidak dijumpai di urin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor ke hati, tempat bilirubin berkonjugasi dan diekskresi dalam bentuk empedu. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) ini larut dalam air dan diekskresikan ke dalam urin jika terjadi peningkatan kadar di serum. Bilirubin tak terkonjugasi (bilirubin indirek) bersifat larut dalam lemak, sehingga tidak dapat diekskresikan ke dalam urin.


Rabu, 18 Januari 2012

Menghadapi Penyakit

BaGaiManA MenghaDapi
PENYAKIT

BATUK
Hal Yang Dapat Dilakukan
1. Minum banyak air atau sari buah jangan minum soda atau kopi.
2. Hentikan kebiasaan merokok
3. Hindari makanan dingin atau berminyak dan udara malam.
4. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan
5. Hirup uap air panas
6. Minum obat batuk yang sesuai
7. Bila batuk lebih dari 3 hari segera ke dokter
8. Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan

FLU
Hal Yang Dapat Dilakukan
- Istirahat cukup
- makan makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
- Minum banyak air dan makan buah-buahan
- Minum obat flu untuk mengurangi gejala
- Periksa ke dokter bila gejala lebih dari 3 hari



DEMAM
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit.
Hal Yang Dapat Dilakukan
- Istirahat cukup.
- Minum air yang banyak.
- Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang .
- Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
- Kompres dengan air hangat
- Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 380C), terutama pada anak-anak.
Obat Yang Dapat Digunakan
Parasetamol
Kegunaan obat: Menurunkan demam,mengurangi rasa sakit
Hal yang harus diperhatikan
- Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Sebaiknya diminum setelah makan
- Hindari penggunaan campuran obat demam lain
- Hindari penggunaan bersama dengan alkohol
 - Konsultasikan ke dokter /Apoteker untuk penderita gagal ginjal.

SAKIT MAAG
Penyebab
• Makanan/minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang pedas atau asam, kopi, alkohol, bakmi yang mengandung air abu.
• Faktor stres
• Obat-obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama
• Jadwal makan yang tidak teratur
Hal Yang Dapat Dilakukan
• Membiasakan hidup sehat & makan teratur
• Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
• Minum obat sakit maag (antasida)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Antasida dalam bentuk cairan kental (suspensi) kerjanya lebih cepat dibandingkan bentuk tablet
• Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan
• Jangan digunakan bersama dengan obat lain
• Beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain
• Antasida diminum 1 jam sebelum makan
• Selama menggunakan antasida sebaiknya banyak minum air putih
• Konsultasikan ke dokter/Apoteker bagi penderita gangguan ginjal, tukak lambung, ibu hamil, menyusui dan anak-anak serta lanjut usia

CACINGAN.
Gejala-gejala
-Mengeluarkan cacing pada saat buang air besar atau muntah
- Badan kurus dan perut buncit
- Kehilangan nafsu makan, lemas, lelah, pusing, nyeri kepala, gelisah dan sukar tidur
- Gatal-gatal disekitar dubur terutama malam hari


Hal Yang Dapat Dilakukan
1. Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun,mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar.
2. Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih bahan makanan untuk menghindari telur cacing yang mungkin ada, serta biasakan memasak makanan dan minuman
3. Menggunakan karbol di tempat mandi
4. Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan tanah saat bekerja dihalaman, perkebunan pertanian, pertambangan
5. Gunakan obat anti cacing

DIARE
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam sehari, biasanya disertai sakit dan kejang perut.
Gejala-gejala
- Frekuensi buang air besar melebihi normal
- Kotoran encer / cair
- Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
- Demam dan muntah, pada beberapa kasus
Gejala pada anak :
• Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat haus, kulit kering
• Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering
Hal Yang Dapat Dilakukan
- Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari alkohol, kopi/teh, susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pada pemberian susu pengganti ASI encerkan sampai dua kali.
- Hindari makanan padat atau makanlah makanan yang tidak berasa (bubur,roti, pisang) selama 1–2 hari.
- Minum cairan rehidrasi oral-oralit
-  Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan.
(Diare karena infeksi bakteri/virus bisa menular ).
- Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus.
- Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpan sisa makanan dalam kulkas.
- Gunakan air bersih untuk memasak
- Air minum harus direbus terlebih dahulu
- Buang air besar pada jamban
- Jaga kebersihan lingkungan
- Bila diare berlanjut lebih dari dua hari,terjadi dehidrasi, kotoran berdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter (diare
pada anak-anak/bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter)

LUKA BAKAR
Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh api ataupun oleh cairan panas
Hal Yang Dapat Dilakukan
- Singkirkan penyebab luka bakar
- Segera celupkan dalam air dingin /letakkan luka bakar di bawah aliran air selama kurang lebih 15 menit atau sampai luka berkurang. Ulangi sesering mungkin
- Jangan diolesi dengan segala macam salep/krem ataupun mentega/margarin. Tidak perlu di balut
- Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuhan pecah sendiri, biarkan kulit seperti semula untuk mencegah infeksi. Mungkin perlu
balutan ringan
- Periksa dokter bila terjadi infeksi bakteri (demam, peradangan, dan pembentukan nanah).
- Segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat, bila terjadi hal-hal seperti dibawah ini:
1. Luka bakar pada muka, jari,sendi atau alat kelamin
2. Luka bakar sedang yang luasnya lebih besar dari telapak tangan penderita .
3. Renjatan/shock (pucat, keringat dingin, kulit lembab, napas dan nadi cepat, mengantuk, pingsan).
5. Menghisap asap
6. Luka bakar karena senyawa kimia, aliran listrik atau radiasi

Rabu, 04 Januari 2012

Format penilaian UAS

1. Sikap 0-100 (bobot 20%) terdiri aspek
    - Disiplin (waktu hadir)
    - Tanggung jawab
    - Sopan santun
    - Kejujuran
    - Aktifitas / ketrampilan
    - Ketelitian
    - Ketelitian
    - keselamatan kerja (penggunaan APD dengan benar)
    - kebersihan
    - kerapian
    - Percaya diri
2. Kognitif / pengetahuan 0-100 (bobot 20%)
    - Penguasaan materi
    - Pengenalan masalah
    - Pendekatan pemecahan masalah
    - Pengumpulan data
    - penyusunan laporan / hasil
3. Psikomotor / ketrampilan 0-100 ( bobot 60%)
    - persiapan alat / bahan
    - pemahaman prosedur kerja
    - Pengambilan sampel
    - Ketepatan waktu
    - interpretasi hasil
    - Pencacatan / laporan