Senin, 30 Juli 2012

Menghadapi Kritik


Kritik bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi bagi orang yang sensitif. Bagaimana tidak, usaha yang selama ini dikerahkan ternyata masih saja mengundang rasa tidak puas dari orang lain. Tapi, begitulah hidup. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa terbebas dari kritik.
Memang, ada cara ampuh untuk menghindari kritik, yakni dengan tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. Namun, cara seperti itu bukanlah pilihan yang layak diambil oleh para pemenang hidup.
Daripada menghindari kritik, tentu akan jauh lebih baik bila kita belajar menerima atau menghadapinya dengan baik serta mengambil manfaatnya. Bagi sebagian orang, hal ini ternyata tidaklah mudah. Kritik, sehalus apa pun cara menyampaikannya, ternyata tetap bisa mendatangkan rasa tidak enak, apalagi bila kritik tersebut bersifat menjatuhkan. Bagi Anda yang termasuk dalam golongan ini, 6 cara bijak menghadapi kritik berikut ini bisa dicoba untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Berusaha untuk mengambil sudut pandang yang sama dengan si pemberi kritik. Jika berhasil, maka kita akan benar-benar memahami alasan inti si pemberi kritik dalam melontarkan kritik tersebut. Kalau sudah demikian, maka biasanya kita tidak akan terlalu “panas” dan terganggu sehingga bisa lebih rileks dalam menyusun argumen yang efektif dalam menjawab kritik tersebut.
2. Memandang kritik dari sisi yang positif. Kritik pada dasarnya bisa digolongkan ke dalam dua hal, yakni yang berlandaskan maksud baik dan maksud jahat. Namun, sebagai pribadi yang merdeka, kita punya pilihan untuk memandang bahwa semua kritik tersebut dilontarkan atas maksud baik (positif). Cara pandang seperti ini sangat menguntungkan karena membuat pikiran kita lebih jernih sehingga bisa mengambil manfaat kritik dengan maksimal.
3. Jangan biarkan diri kita hanyut dalam perasaan sakit hati dan dendam ketika mendapatkan kritik, sebab hal itu sangat merugikan diri sendiri. Kerugian tersebut ibarat membakar seluruh rumah sendiri untuk membunuh seekor tikus yang bersembunyi di balik lemari.
4. Tanamkan asumsi kepada diri sendiri bahwa mendapat kritik merupakan hal yang membanggakan. Ya, kritik biasanya ditujukan kepada orang yang berkarya, orang yang melakukan apa-apa, atau orang yang menyandang status “penting”. Sebaliknya, orang yang pasif, berdiam diri, dan tidak populer biasanya jauh dari kritik.
5. Ambil hikmah dari setiap kritik yang kita dapat. Kritik seringkali menampilkan banyak hal penting yang tersembunyi dari pandangan atau pikiran kita. Sebelum bereaksi terhadap kritik, sebaiknya kita menelitinya terlebih dahulu. Bila kritik itu salah, bisa diabaikan. Namun jika benar, maka bisa kita jadikan sarana penting untuk memperbaiki diri.
6. Gunakan cara yang asertif dalam menanggapi kritik. Cara yang asertif adalah cara yang menegaskan pendirian dan pendapat dengan yakin, jelas, tegas, dan positif. Sikap seperti itu memungkinkan kita untuk menyatakan pendapat atau kehendak dengan tegas, elegan, dan terhormat dengan tetap menjaga harga diri dan kehormatan orang lain.